Sabtu, 03 Desember 2011

Review Jurnal

PELAYANAN DAN MANFAAT KOPERASI, SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA
(Suatu Kasus pada Koperasi Produsen Tahu Tempe Kabupaten Tasikmalaya)

Oleh:
A Jajang W. Mahri 

Abstrak
Penelitian  ini  berangkat  dari  masalah  menurunnya  kinerja  Koperasi  Produsen  Tempe  Tahu  Indonesia
Kabupaten Tasikmalaya, antara lain ditandai dengan menurunnya pelayanan, menurunnya jumlah anggota dan
menurunnya  simpanan-simpanannya. Masalah  ini dirumuskan satu  rumusan masalah, yaitu : “Seberapa besar
kualitas pelayanan dan manfaat Koperasi secara simultan berpengaruh terhadap tingkat partisipasi anggota?
Penelitian dilakukan  terhadap responden dengan mengambil sampel sebanyak 80 orang dari populasi anggota
KOPTI Tasikmalaya  yang berjumlah  397 orang, berdasar versi Taro Yamane, penentuannya didasarkan atas
Stratified Proporsional Sampel Random Sampling. Metode yang digunakan explanatory survey method. dengan
menggunakan data primer dan sekunder. Variabel yang dianalisis yaitu faktor kualitas pelayanan Koperasi dan
variabel manfaat Koperasi. Sedangkan pengujian validitas digunakan  teknik korelasi melalui Koefisien Korelasi
Product Moment  dari  Pearson.  Uji  reabilitas  digunakan  adalah  teknik  korelasi  belah  dua  (split-half)  dengan
formula  Spearman-Brown.  Sedangkan  teknik  analisis  data,  digunakan  analisis  korelasi  dan  analisis  regresi
berganda. 
Hasil  penelitian menunjukan  bahwa  kualitas  pelayanan  dan manfaat  Koperasi  berpengaruh  positif  terhadap
partisipasi  anggota  pada Koperasi  Produsen  Tempe  Tahu  Indonesia  (KOPTI)  Tasikmalaya.  Berarti  semakin
tinggi  kualitas  pelayanan  dan  manfaat  yang  diberikan  oleh  Koperasi,  maka  partisipasi  angota  juga  akan
semakin meningkat.

Kata-kata kunci: Partisipasi Koperasi, Pelayanan Koperasi, Manfaat Koperasi

I. Pendahuluan 
1. Latar Belakang Masalah
Koperasi  merupakan  gerakan  ekonomi  rakyat  yang  bertujuan  untuk  meningkatkan  kesejahteraan
masyarakat  dengan  melandaskan  kegiataannya  pada  prinsip-prinsip  Koperasi.  Sebagai  gerakan,  Kope-rasi
menjunjung  tinggi  nilai-nilai  kebersamaan  dan  kerja  sama  antar  anggotanya  yang  sangat  diperlu-kan  untuk
mewujudkan  tujuan  utamanya,  yaitu  meningkatkan  kesejahteraan  para  anggotanya  dan  kemakmuran
masyarakat. 
Banyak  pakar  yang menyata-kan  bahwa  kunci  keberhasilan Koperasi  antara  lain  terletak  pada partisipasi
anggota (Muslimin Nasution, 1987) dan (Syamsuri SA, 1986). Sehingga dapat dikatakan bahwa partisipasi dalam
Koperasi seperti jantungnya tubuh manusia, karena dalam Koperasi anggota berperan ganda (dual identity) yaitu
sebagai pemilik dan pengguna, disinilah letak keunikan badan usaha Koperasi karena pemilik usaha merangkap
sebagai peng-guna  jasa, karena kedua sifat  ini menyebabkan Koperasi  lebih  banyak menuntut partisipasi dari
anggota untuk mengembangkan usaha yang telah didirikan bersama untuk mencapai tujuan-nya.
Tujuan  utama Koperasi  adalah  untuk meningkatkan  kesejahteraan  anggota-anggotanya. Demikian  halnya
bagi KOPTI (Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia), yang sejak awal berdirinya sampai sampai tahun 1998
dalam  penga-daan  bahan  bakunya/  kedelainya masih menggantungkan  dari  pemerintah  (Bulog).  Pada  tahun
1999 pemerintah sudah tidak mensubsidi lagi karena terbentur oleh krisis moneter yang ber-kepanjangan, maka
sejak  bulan  April  1999  KOPTI  tidak  menerima  lagi  alokasi  kedelai  dari  pemerintah  dan  untuk  memenuhi
permintaan kedelai dari para anggota, seluruh KOPTI, termasuk KOPTI Tasikma-laya mendatangkan kedelai dari
Inkopti dan pihak swasta.
Karena  harus  langsung  masuk  ke  pasar  bebas,  tidaklah  heran  bila  KOPTI  Tasikmalaya  mengalami
penurunan pada  tiga  tahun  terakhir  ini  (2002-2004). Dilihat dari  jumlah anggotanya  terjadi penurunan sebesar
5,5% dari 442 orang pada tahun 2002 menjadi 397 orang pada tahun 2004. Modal sendiri mengalami penurunan
selama tiga  tahun berturut-turut, rata-rata sebesar 12,15% yaitu dari Rp.  2.19 milyar pada tahun 2002 menjadi
Rp.  1.84 milyar pada tahun 2004.
Jumlah  anggota  yang  menurun  diindikasikan  sebagai  konsekuensi  pelayanan  yang  kurang  baik  dari
Koperasinya, yang akhirnya mengurangi modal sendiri yang ada pada Koperasi. 

2.  Perumusan Masalah
Masalah yang diteliti dirumuskan dalam satu rumusan masalah, yaitu : “Seberapa besar kualitas pelayanan
dan  manfaat  Koperasi  secara  simultan  berpengaruh  ter-hadap  tingkat  partisipasi  anggota  pada  KOPTI
Tasikmalaya ?”

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sebagaimana  yang  telah  diuraikan  dalam  perumusan masalah,  pada  dasarnya  tujuannya  adalah  untuk
mengetahui seberapa besar kualitas pelayanan dan manfaat Koperasi berpengaruh  terhadap  tingkat partisipasi
anggota pada KOPTI Tasikmalaya.
Secara  praktis  penelitian  ini  diharapkan  dapat memberikan  gambaran mengenai  kualitas  pelayanan  dan
manfaat  Koperasi  yang  diberikan  oleh  KOPTI  Tasikmalaya  dan  pengaruhnya    terhadap  tingkat  partisipasi
anggotanya, dan secara teoritis dapat dijadikan sumbangan bagi perkembangan Ilmu Ekonomi khususnya dalam
bidang perkoperasian. II. KajianTeori dan Kerangka Pemikiran
Keberhasilan suatu Koperasi salah satunya ditentukan oleh  faktor partisipasi anggota. Partisipasi anggota
merupakan  perwujudan  dari  keikutsertaan  anggota  dalam kegiatan-kegiatan  yang  dilaksanakan  oleh Koperasi
untuk mencapai tujuan yang  telah ditetapkan. Menurut Ropke (2003) keefektifan partisipasi anggota tergantung
dari interaksi antara :
1.  Anggota atau penerima manfaat
2.  Manajemen
3.  Program
Bila  ketiga  variabel  ini  memenuhi  kesesuaian,  maka  secara  langsung  akan  mempengaruhi  keefektifan
partisipasi semua anggota. Kesesuaian antara ketiga variabel diatas oleh Ropke dinamakan Three Way Fit yang
kemudian akan melahirkan The Fit Model of Participation, sedangkan kesesuaian yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
1.  Antara pelayanan yang dibutuhkan oleh anggota dan output pelayanan dari program.
2.  Antara tugas-tugas program dan kemampuan manajemen Koperasi.
3.  Antara apa yang diminta oleh para anggota dengan keputusan manajemen.
Sedangkan alat yang digunakan anggota untuk berpartisipasi adalah hak suara (Voice), Hak pilih (Vote), dan
hak keluar (Exit). Kesesuaian ketiga variabel tersebut digabungkan dalam bagan sebagai berikut:











Sumber: Ropke (2003) 
Gambar 2. 1
Model Kesesuaian Partisipasi
Dengan  hak  suara  (voice),  anggota  Koperasi  dapat  mempengaruhi  pihak  manajemen  dengan  cara
bertanya, memberi  atau mencari  informasi, maupun  dengan mengajukan ketidaksepakatan  dan  kritik. Dengan
hak pilih (vote), anggota dapat mempengaruhi siapa yang akan dipilih menjadi manajer maupun anggota badan
pengawas  lainnya.  Dengan  hak  keluar  (exit),  anggota  dapat  mempengaruhi  manajemen  dengan  cara
meninggalkan Koperasi dengan membeli  input yang  lebih sedikit dari Koperasi dan membeli  lebih banyak dari
pesaing, atau dengan cara mengancam keluar dari keanggotaan Koperasi maupun mengurangi kegiatannya di
Koperasi.  Jika model  tersebut  berjalan  dengan  kesesuaian, maka  tidak  ada  anggota  yang menggunakan  hak
keluarnya, walaupun terjadi hanya disebabkan oleh variabel yang tidak terduga saja. Misalnya, meninggal dunia
atau dipecat keanggotaannya.
Pelayanan  Koperasi  kepada  anggota  adalah  jasa  yang  diberikan  Koperasi  dalam  memajukan  usaha
anggotanya.  Oleh  karena  itu,  sebagian  Koperasi  adalah  pemberi  pelayanan  yang  bertugas memberikan  dan
meningkatkan  pelayanan  kepada  usaha  anggota-nya.  Pentingnya  pelayanan  kepada  anggota  Koperasi
dinyatakan Hans Munkner (1997) bahwa :
“Sesuai  dengan  tujuan  Koperasi  maka  prioritas  yang  diberikan  untuk  meningkatkan  kesejahteraan  anggota,
pertumbuhan  perusaha-an  Koperasi  yang  berkesinambungan  bukanlah  tujuan  akhir  melainkan  merupakan
pembenaran  dalam  kaitan  dengan  perbaikan  kapasitas  Koperasi  dalam  rangka  peningkatan  kesejahteraan
anggota”.
Oleh karena  itu  untuk memberikan pelayanan  yang baik kepada anggota Koperasi harus mewujudkannya
melalui penyedia-an barang dan jasa yang sesuai dengan keinginan anggota dengan penawaran harga, kualitas
dan kondisi yang lebih menguntungkan anggota dari pada penawaran yang ditawarkan oleh pasar.
Karakteristik  yang  harus  dimiliki  oleh  Koperasi  agar  dapat  disebut  sebagai  pusat  pelayanan,  menurut
Muslimin Nasution (1990) adalah sebagai berikut :
1. Mampu menyediakan sarana dan bahan kebutuhan masyarakat yang sesuai dengan kodrat sebagai manusia
baik untuk kebutuhan konsumsi maupun untuk kegiatan produksi
Anggota  Manajemen
Koperasi
Voice, Vote, Exit 
Output
Kebutuhan
Kepentingan  Keputusan
Efektivitas
Partisipasi
Tugas
Kemampuan
=
Permintaan
Program 2. Mampu  berperan  untuk membangkitkan  inisiatif  lokal  agar  semua masyarakat  dapat meningkatkan  peran
sertanya dalam proses pembangunan dan menikmati hasil-hasil pem-bangunan tersebut
3. Dapat  berperan  sebagai  sarana  dalam  proses  transformasi  struktural  termasuk  redistribusi  faktor-faktor
produksi dan pendapatan.

Oleh karena itu, pelayanan yang baik dari Koperasi, akan meningkatkan partisipasi anggota. Demikian pula
Koperasi  sebagai  organisasi  ekonomi merupakan  wadah  berbagai  kegiatan  ekonomi masyarakat,  khususnya
para produsen  tempe  tahu, bisa diterima oleh anggota karena adanya pelayanan yang diberikan sesuai dengan
bentuk dan kebutuhan yang diberikan oleh anggota sehingga dapat meningkatkan partisipasi anggota.
Menurut  Sugiyanto  (2002),  mengukur  keberhasilan  Koperasi  jangan  hanya  dilihat  dari  sisi  kemampuan
Koperasi  dalam menghasilkan SHU,  tetapi  yang  utama harus  dilihat  dari  kemampuan  dalam mempromosikan
ekonomi  anggotanya  (benefit  ekonomi).  Pendapat  tersebut  sesuai  pendapat  Ropke  (2003),  Koperasi  akan
sangat menarik bila dapat memberikan manfaat ekonomi bagi anggotanya. Oleh karena itu, orang akan tertarik
menjadi anggota suatu Koperasi hanya karena mereka akan memperoleh manfaat dari Koperasi. Jika manfaat
ekonomi yang diperoleh anggota besar, maka anggota mau berpartisipasi secara aktif pada Koperasi  tersebut,
karena  salah  satu  jenis  partisipasi  anggota  adalah  partisipasi  dalam menikmati manfaat.  Sebagaimana  yang
diungkapkan  Ropke (2003) partisipasi dapat digambarkan dalam tiga jenis :
1. Partisipasi anggota dalam mengkontribusikan atau menggerakan sumber-sumber dayanya
2. Partisipasi anggota dalam mengambil keputusan (perencanaan, implementasi/pelaksanaan, evaluasi)
3. Partisipasi anggota dalam menikmati manfaat.
Partisipasi anggota dalam mengkontribusikan sumber-sumber dayanya, salah satunya adalah pemupukan
modal, memberikan kesempatan kepada Koperasi untuk memproduksi barang dan jasa, menjalankan organisasi,
dan  membeli  fasilitas  atau  sarana  produksi.  Oleh  karena  itu  semakin  besar modal  Koperasi  tersebut maka
semakin  besar  pula  peluang  Koperasi  untuk  memperluas  jang-kauan  usahanya  sehingga  akan  semakin
meningkatkan kualitas pelayanan atau memperbesar volume usahanya.
Partisipasi dalam pengambilan keputusan maupun pengawasan akan mendorong pengurus Koperasi untuk
lebih bertanggungjawab dan meningkatkan dedikasinya untuk kepentingan Koperasi. Kepentingan itu diwujudkan
melalui peningkatan manajemen seperti kerapihan dan kelengkapan administrasi maupun pembukuan, tertibnya
pembagian SHU dan pemilikan perangkat organisasi, tertibnya imbalan kepada personil yang menduduki jabatan
dalam Koperasi maupun dalam penyelenggaraan pertemuan dengan anggota. 
Partisipasi  anggota  dalam menikmati manfaat,  yaitu  memanfaatkan  segala  sarana  dan  prasarana  serta
pelayanan yang disediakan oleh Koperasi untuk kesejahteraan para anggotanya.
Dari ketiga jenis konteks partisipasi diatas, penulis fokus pada partisipasi dalam menikmati manfaat, dimana
anggota mau berpartisipasi jika mendapat timbal balik yang menguntungkan dari Koperasi, seperti harga barang
yang  lebih  rendah  dibanding  dengan  harga  barang  diluar  Koperasi,  perlakuan  dan  pelayanan  yang  baik  dari
pengurus  ataupun  dari  anggota  yang  lainnya  dalam  Koperasi  dan  mendapatkan  SHU  yang  sesuai  dengan
partisipasinya dalam Koperasi  serta pelayanan di bidang penjualan bahan baku  (kedelai) serta bidang simpan
pinjam  yang  ditawarkan  oleh Koperasi  dapat memberikan manfaat  lebih  berupa  prosedur  yang  relatif mudah,
syarat-syarat penjualan kedelai kepada anggota lebih mudah, kemampuan dalam mengangsur dan jangka waktu
angsuran yang tidak terlalu singkat dan bunga yang lebih rendah. 
Menurut Ropke (2003), manusia rasional akan terdorong melakukan suatu pilihan bila ia beranggapan :

Manfaat Koperasi  > Manfaat Non Koperasi, atau
Keunggulan/Keuntungan berkoperasi > Keunggulan Pesaing

Dengan  demikian  pihak  pengurus  dan  pengelola  Koperasi  dituntut  untuk  selalu  berfikir  lebih maju  dalam
memberikan  manfaat  dibanding  dari  pesaingnya,  karena  hanya  dengan  itulah  anggota  atau  calon  anggota
tergerak untuk memilih Koperasi sebagai alternatif yang lebih rasional dalam melakukan transaksi ekonominya.
Berdasarkan  penjelasan  di  atas  jelaslah  bahwa  ada  pengaruh  antara  kualitas  pelayanan  dan  manfaat
ekonomi  yang  diberikan  oleh  Koperasi  terhadap  peningkat-an  partisipasi  anggota,  seperti  yang  terlihat  pada
gambar berikut :



Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran

III.   Hipotesis Penelitian
Berdasarkan  kerangka  pemikiran,  hipotesisnya  adalah  “Kualitas  pelayanan  dan Manfaat  Koperasi  secara
simultan berpengaruh positif terhadap tingkat partisipasi anggota KOPTI Tasikmalaya.”

IV.  Objek dan Metode Penelitian
Objek dari Penelitian  ini adalah Koperasi Produsen Tempe Tahu  Indonesia (KOPTI) Tasikmalaya dan yang
menjadi subjek penelitian adalah anggota KOPTI yang tersebar di lima wilayah pelayanan.
Metode yang digunakan dalam penelitian  ini adalah metode survei penjelasan (explanatory survey method).
dengan  menggunakan  data  primer  dan  sekunder.  Metode  ini  menekankan  pada  perolehan  data  dengan
Kualitas Pelayanan 
dan Manfaat Koperasi
Partisipasi Anggota pertanyaan  serta menganalisis  jawabannya,  sebagaimana  yang  dikemukakan  oleh  Kerlinger  (1990:667),  dan
digunakan  untuk menjelaskan  bentuk  pengaruh    antar  variabel  yang  akan  diamati  dengan melalui  pengujian
hipotesis. Hal ini sesuai dengan pendapat Moh. Nazir (1999:65) dan Singarimbun dan Sofian Efendi (1995:4).
Variabel  yang  dianalisis  yaitu  faktor  kualitas  pelayanan  Koperasi  dan  variabel manfaat Koperasi. Variabel
kualitas  pelayanan  merupakan  tingkat  mutu  pelayanan  yang  diberikan  Koperasi  kepada  anggota,  sehingga
anggota  dapat merasakan  kepuasan  dengan  adanya  pelayanan  yang  baik  dari Koperasi,  sedangkan  variabel
manfaat  Koperasi  merupakan  promosi  ekonomi  anggota,  yaitu  peningkatan  pelayanan  Koperasi  kepada
anggotanya dalam bentuk manfaat ekonomi yang diperoleh sebagai anggota Koperasi.
Populasinya adalah seluruh anggota KOPTI Tasikimlaya yang berjumlah   397 orang  yang  ter-sebar di  lima
wilayah  pelayanan,  yaitu  wilayah  pelayanan  Tasik  Kota,  Tasik  Utara,  Ciawi,  Singaparna  dan  Tasik  Selatan.
Jumlah  sampel  sebanyak  80  orang  ang-gota  yang  dilakukan  berdasarkan  versi  Taro  Yamane,  penentuannya
didasarkan atas Stratified Pro-porsional Sampel Random Sampling.
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian  ini adalah kuesioner, wawancara, observasi, dan
studi dokumentasi.  Sedangkan penguj ian validitas digunakan teknik korelasi melalui Koefisien Korelasi Product
Moment  dari  Pearson.  Uji  reabilitas  digunakan  adalah  teknik  korelasi  belah  dua  (split-half)  dengan  formula
Spearman-Brown  (Singarimbun  dan  Sofian  Efendi,  1995:143).  Sedangkan  teknik  analisis  data,  digunakan
analisis korelasi dan analisis regresi berganda. 
V. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Secara  deskriptif,  hasil  peneliti-an  menujukan  bahwa  kualitas  pelayanan  KOPTI  dinilai  anggota  dalam
kategori  cukup.  Kualitas  pelayanan  menggunakan  indikator  a)  Tangible  (bukti  langsung),  meliputi  fasilitas,
perlengkapan,  pegawai  dan  sarana  komunikasi,  b)  Reliability  (Kehandalan),  yaitu  kemampuan  memberikan
pelayanan  yang  dijanjikan  dengan  segera  dan memuaskan,  c) Responsibility  (daya  tanggap),  yaitu  keinginan
para  karyawan  untuk  membantu  para  anggota,  memberikan  pela-yanan  dan  cepat  menanggapi  seluruh
keinginan  anggota,  d)  Assurance  (jaminan),  meliputi  pengetahuan,  kemampuan,  kesopanan  dan  sifat  dapat
dipercaya  yang  dimiliki  oleh  para  karyawan,  e)  Empathy  (empati),  meliputi  kemudahan  dalam  melakukan
hubungan komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan anggota. 
Variabel manfaat Koperasi adalah manfaat yang dirasakan oleh anggota selama menjadi anggota Koperasi.
Indikatornya mencakup,  a)  besarnya  manfaat  ekonomi  langsung  dari  penyediaan  barang  dilihat  dari  kondisi
barang,  harga  barang,  cara  pembayaran  dan  syarat  pembelian.  b)  besarnya manfaat  ekonomi  langsung  dari
pemasaran atau  pengolahan bersama dilihat dari penghematan biaya produksi. c) besarnya manfaat ekonomi
langsung  dari  simpan  pinjam  dilihat  dari  tingkat  suku  bunga  pinjaman,  syarat  pinjaman  dan  jumlah  realisasi
pinjam-an.  d)    besarnya  manfaat  ekonomi  tidak  langsung  dari  pembagian  SHU  dilihat  dari  ketepatan  dan
proporsinnya. Manfaat koperasi menurut anggota pada umumnya dalam katagori kurang.
Variabel partisipasi anggota, ditandai  dengan partisipasi dalam   pengambilan keputusan, partisipasi modal
dan partisipasi usaha. Hasil penelitian menujukan bahwa pada umumnya partisipasi anggota ada dalam katagori
rendah.
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukan,  bahwa kualitas pelayanan dan manfaat Koperasi ber-pengaruh
positif terhadap  tingkat partisipasi anggota KOPTI Tasikmalaya, diperoleh nilai F statistik 185.974 sedangkan F
table (0.05) (2 / 78) diperoleh 3.11. Hal ini menunjukkan bahwa F tabel < F statistik yaitu 3.11 < 185.974 artinya
H0 ditolak dan H1 diterima. 
Pada  persamaan  regresi  ganda  tersebut  ternyata  koefisien  arah  regresi  tersebut  signifikan  atau  memiliki
kebermaknaan  kuat.  Setelah  ditransformasi  maka  diperoleh  nilai  R=  0.839  dan
2
R =0.705  dan
2
R   yang
disesuaikan  0.701.  Ini  mengandung  arti  bahwa  perubahan  yang  terjadi  pada  partisipasi  anggota  70.5%
dipengaruhi oleh kualitas pelayan-an dan manfaat Koperasi, sedangkan sisanya 29.5% dipengaruhi oleh  faktor
lain. 
Hasil  penelitian  selaras  dengan  Ropke  (2003),  bahwa  Koperasi  tidak  akan menarik  bagi  anggota,  calon
anggota dan masyarakat  lainnya yang  ingin menjadi  anggota karena hanya merasa memiliki  kelebihan modal,
sebaliknya Koperasi akan sangat menarik bila Koperasi dapat mem-berikan manfaat ekonomi  (economi benefit)
bagi anggotanya. Untuk itulah pelayanan harus menjadi tujuan utama dalam Koperasi. 
Menurut Hendar dan Kusnadi ada dua  faktor  yang mengharuskan Koperasi meningkatkan pelayanannnya
kepada  anggotanya.  Pertama,  adanya  tekanan  persaingan  dari  organisasi  lain  (terutama  organisasi  non
Koperasi). Kedua, adanya perubahan kebutuhan manusia sebagai akibat perubahan waktu dan peradaban. Bila
Koperasi mampu memberikan  pelayanan  yang  sesuai  dengan  kebutuhan  anggota  yang  lebih  besar  daripada
pesaingnya, maka tingkat partisipasi anggota pada Koperasi akan meningkat. Apabila Koperasi memiliki kualitas
pelayanan  yang  tinggi, maka keuntung-an  yang dapat dinikmati anggota dari pelayanan Koperasi akan besar,
dalam  arti  anggota  akan menikmati  keuntungan  yang  besar.  Jika  anggota  dapat menikmati  pelayanan  yang
besar, maka anggota akan aktif   berpartisipasi. Semakin banyak manfaat pelayanan yang dapat dinikmati oleh
anggota, maka akan semakin besar partisipasi anggota dalam Koperasinya.

Keadaan  menunjukkan  bahwa  semakin  tinggi  kualitas  pelayanan  Koperasi,  maka  semakin  tinggi
peningkatan  partisipasi  anggota  terhadap  Koperasi,  dan  sebaliknya  semakin  rendah  kualitas  pelayanan  yang
diberikan oleh Koperasi, maka semakin rendah partisipasi dari anggotanya.

VI. Kesimpulan dan Saran
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa kualitas pelayanan dan manfaat Koperasi berpengaruh positif
terhadap  partisipasi  anggota  pada  Koperasi  Produsen  Tempe  Tahu  Indonesia  (KOPTI)  Tasikmalaya.  Berarti semakin tinggi kualitas pelayanan dan manfaat yang diberikan oleh Koperasi, maka partisipasi angota juga akan
semakin meningkat.
Dengan  demikian  dapat  disarankan,  agar  KOPTI  senantiasa  mampu  meningkatkan  pelayanan  dan
memberikan manfaat  kepada  para  anggotanya,  sehingga  rasa memiliki  anggota menjadi  lebih  baik  dan  akan
berdampak  lebih  baik  terhadap  partisipasi  anggota.  Partisipasi  anggota  yang  baik  merupakan  modal  dasar
koperasi untuk lebih berkembang.
Pelayanan  yang  diberikan  adalah  pelayanan  yang  sesuai  dengan  harapan  dan  kebutuhan  para  anggota,
sehingga memberikan manfaat (benefit) lebih dibandingkan dengan perusahaan atau badan lainnya.

Daftar Pustaka
Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, 2001. Koperasi – Teori dan Praktek, Erlangga, Jakarta. 
Hanel,  Alfred,  1989.  Organisasi  Koperasi    Pokok-pokok  Pikiran  Mengenai  Organisasi  Koperasi  di  Negara-negara
Berkembang. Universitas Padjadjaran, Bandung.
Hendrojogi, 1999. Koperasi – Azas-azas, Teori dan Praktek, Rajawali Pers., Jakarta.
Ign. Sukamdiyo, 1996. Manajemen Koperasi, Erlangga, Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 1999. Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Kantor Menteri Negara Koperasi dan UKM RI, 2000. Rencana Strategi Pembangunan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah RI
Tahun 2001-2005, Jakarta.
Kerlinger, Fred N., 1990, Foundations of Behavioral Research (Terjemahan), Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Masri Singaribun dan Sofyan Efendi, 1996, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta
Muenker, Hans, 1989, Cooperative Principles and Cooperative Law (Terjemahan), Universitas Padjadjaran, Bandung.
Muslimin Nasution, 2002. Kinerja Koperasi-Mengukur Keberhasilan Koperasi, Jakarta. 
Ropke, Jochen, 1995. Kewirausahaan Koperasi – Dinamika Kewirausahaan dan pengembangan Dalam Organisasi Swadaya,
UPT Penerbitan IKOPIN, Bandung.
__________, 1995. Manajemen Strategis untuk Koperasi dan Organisasi Swadaya, UPT Penerbitan IKOPIN, Bandung.
__________, 2003. Ekonomi Koperasi – Teori dan Manajemen, Salemba Empat, Jakarta.
Roy, Ewell Paul, 1981. Cooperatives Today and Tomorrow, The Interstate Printers and Publishers, Inc. Danville, Illinois.
Sugianto,  2002.  Promosi  Ekonomi  Anggota  (PEA)  Sebagai  Ukuran Kinerja  Keuangan Koperasi.  Dalam  Rusidi  dan Maman
Suratman (Ed.), 20 Pokok Pemikiran tentang Pembangunan Koperasi (Bunga Rampai), IKOPIN, Bandung.
_________,  2002.  Sistem  Akuntansi  Koperasi  Berdasarkan  PSAK  No.  27  Tahun  1999  untuk  Menghasilkan  Informasi
Keuangan yang Sesuai dengan Jati Diri Koperasi. Dalam Jurnal Koperasi Indonesia Tahun XVII Nomor 1 Agustus 2002.
IKOPIN, Bandung.
Sugiono, 2001. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Keempat, Alfabeta, Bandung. 
Sukanto Reksodiprodjo, 2001. Manajemen Koperasi, BPFE, Jogyakarta.
Syamsuri SA., 1986. Daya Hidup Koperasi  dan  Implikasinya Terhadap Kesejahteraan Anggota, Disertasi Pascasarjana,  IKIP
Bandung. 
Tim IKOPIN, Pedoman Umum Implementasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 Tahun 1999.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar