Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak henti-hentinya
mencari ide untuk mengurangi kemacetan di ibu kota tercinta ini. Berbagai cara
telah digunakan untuk mengurangi kemacetan namun masih saja belum terurai.
Pemerintah Prov. DKI Jakarta sedang merencanakan
pembangunan Mass Rapid Transit
Jakarta yang diharapkan dapat mengurai kemacetan di ibu kota tercinta ini. Depo MRT
akan dibangun di Depo
di Lebak Bulus, karena lahan masih tersedia luas dibandingkan lokasi lain, selain juga
praktis kalau MRT mulai berjalan pagi hari dari Lebak Bulus tempat tinggal para
penumpang.
Jenis lintasan Mass Rapid Transit dibagi menjadi
3 yaitu :
Kereta api permukaan (surface)
Kereta api permukaan berjalan di atas
tanah. Umumnya kereta api yang sering dijumpai adalah kereta api jenis ini.
Biaya pembangunannya untuk kereta permukaan adalah yang termurah dibandingkan
yang di bawah tanah atau yang layang. Umumnya lintasan permukaan ini di
Indonesia dibangun sebelum Perang Dunia II.
Yang akan menggunakan lintasan ini yaitu jalur lintasan Dukuh Atas - Senayan (jarak sekitar 3 km), karena jalur ini terdapat Banjir Kanal Barat dan Jembatan Semanggi, sehingga diperkirakan memanfaatkan jalur busway yang kini sudah ada dan memungkinkan secara surface.
Kereta api layang
(elevated)
Kereta
api layang berjalan di atas dengan bantuan tiang-tiang, hal ini untuk
menghindari persilangan sebidang, agar tidak memerlukan pintu perlintasan
kereta api. Biaya yang dikeluarkan sekitar 3 (tiga) kali dari kereta permukaan
dengan jarak yang sama, misalnya untuk kereta api permukaan membutuhkan $ 10
juta maka untuk kereta api layang membutuhkan dana $ 30 juta.
Yang menggunakan lintasan ini yaitu jalur lintasan Senayan - Lebak Bulus (jarak sekitar 11 km), karena harus melalui medan yang banyak rintangan di atas permukaan, sedangkan kalau subway tidak diperlukan untuk menghindari biaya yang besar.
Kereta api bawah tanah (subway)
Kereta
api bawah tanah adalah kereta api yang berjalan di bawah permukaan tanah
(subway). Kereta jenis ini dibangun dengan membangun terowongan-terowongan di
bawah tanah sebagai jalur kereta api. Biaya yang dikeluarkan sangat mahal
sekali, karena sering menembus 20m di bawah permukaan, kali - bangunan maupun
jalan, yaitu 7 (tujuh) kali lipat dari pada kereta permukaan. Misalnya kalau
untuk membangun dengan jarak yang sama untuk permukaan membutuhkan $ 10 juta,
maka yang di bawah tanah memerlukan $ 70 juta.
Yang akan menggunakan lintassan ini yaitu Jalur lintasan
Kota-Dukuh Atas (jarak sekitar 7 km) karena jalur ini lebih memungkinkan dengan
subway dengan alasan tehnis benyak rintangan antara lain banyak sekali
persimpangan, ada Monas (Bung Karno dulu pernah minta agar tidak ada lintasan
kereta yang elevated melalui Monas, namun sudah terlanjur lintas tengah di
Gambir ternyata elevated). ada Harmoni, dll. Dari Dukuh Atas ke Monas
Sumber :
wikipedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar